Menara Angin dibangun pada abad pertama Sebelum Masehi oleh astronomis Andronicus of Kyrrhos. Monumen dengan dinding marmer putih ini terletak di Roman Agora, di lereng barat Akropolis, dan telah memegang beragam peranan penting sejak zaman dulu. Bangunan ini pernah digunakan sebagai gereja, menara jam, jam matahari, dan kompas. Para penggemar sejarah mungkin tahu bahwa monumen ini juga pernah menjadi sebuah gereja di zaman Byzantium. Selama kependudukan Turki, para Sufi dengan jubah darwisnya melakukan tarian mistis mengelilingi menara ini.
Para pecinta arsitektur bisa memperhatikan desain segi delapan yang cerdik dari menara setinggi 12 meter ini. Setiap sisi melambangkan arah mata angin. Sekitar di bagian puncaknya terdapat relif 8 sosok yang sedang melayang, yang menyimbolkan ke-8 arah mata angin atau I Aerides. Anda bisa melihat bahwa Angin Utara, Boreas, digambarkan sedang meniup kulit kerang, sedangkan Angin Barat, Zephyros, menyebarkan kelopak bunga.
Di bawah masing-masing simbol Dewa Angin ini Anda akan melihat sisa-sisa struktur jam matahari yang telah memudar. Dulunya terdapat sebuah baling-baling cuaca perunggu dengan bentuk Dewa Triton yang sedang memegang batang logam di tangannya, dan berputar di puncak menara. Melangkahlah ke dalam menara untuk melihat sebuah alat berputar yang dulunya digerakkan oleh air, dibawa turun dari Akropolis. Alat ini berfungsi sebagai petunjuk waktu.
Untuk mengistirahatkan kaki sejenak, Anda bisa menuju taman di luar Akropolis. Anda bisa membeli makan siang dari sebuah kios atau membawa sendiri makanan Anda (karena makanan dari kios lumayan mahal). Jika Anda ingin menyewa jasa pemandu, Anda bisa bertanya di konter tiket. Terdapat juga buku panduan Akropolis yang dijual, jadi Anda juga bisa mengeksplor sendiri dengan buku ini.
Roman Agora terletak di pusat kota dan bisa mudah diakses dengan transportasi umum. Biaya masuknya sudah termasuk dalam tiket masuk ke Akropolis. Situs ini buka setiap hari.