Sebagai pengalaman seumur hidup, Anda akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan suku Maasai di rumah-rumah lokal mereka dan mendapatkan cerita rinci tentang budaya yang telah mereka lestarikan selama beberapa dekade.
Dalam perjalanan ini, Anda akan belajar bagaimana wanita lokal menyiapkan makanan & memasak, menenun kalung & gelang, belajar cara memerah susu kambing, dan banyak pelajaran lain dari masyarakat dan budaya mereka yang mereka lestarikan
Suku Maasai mungkin merupakan penggembala yang ahli, tetapi mereka juga terkenal dan ditakuti sebagai pejuang, pada masa-masa awal peperangan sering kali diperlukan karena Maasai membutuhkan wilayah yang luas untuk hewan-hewan mereka merumput, sebuah fakta yang sering kali membuat mereka berkonflik dengan orang-orang tetangga. Antara tahun 1500 dan 1800 Masehi, masyarakat di Afrika Timur masih sangat terbentuk dengan sejumlah besar komunitas yang terpisah-pisah.
Suku Maasai (atau Masai) adalah suku Afrika Timur yang saat ini mendiami wilayah Kenya bagian selatan dan Tanzania bagian utara, dan berbicara dalam bahasa dengan nama yang sama. Suku Maasai Nilo-Sahara bermigrasi ke selatan ke wilayah tersebut pada abad ke-16 dan 17 Masehi, dan mereka berkembang pesat berkat keahlian mereka dalam bidang peternakan, terutama menggembala sapi. Prajurit Maasai sangat terkenal dengan tinggi badan, stamina, dan rambut merahnya yang mencolok, serta keberhasilan mereka dalam peperangan membuat mereka mendominasi padang rumput Lembah Rift. Cagar alam Maasai Mara di Kenya selatan dinamai untuk menghormati suku yang masih tinggal di sana.